Dzun Nun adalah Nabi Yunus


• Dzun Nun.....Tak selamanya nabi itu sempurna,....Kisah ini akan sy angkat sbg hikmah bahwa setiap pribadi seorang penyampai amanat Tuhannya juga manusia......Butuh seorang sahabat, dan butuh perenungan diri,.....Bahwa yg namanya manusia tetaplah manusia, dan bukanlah Dewa........


• Dzun Nun tdk lain adalah Nabiyullah Yunus,....menghabiskan 10 tahun pertama kenabiannya untuk mengajak kaumnya pada keimanan.Tak ada yg menyebutnya kecuali 2 org, Yaitu Tanukah seorang ahli ibadah,dan Rubil seorang ilmuwan.

• Dalam hati gelisah bercampur gundah, Dzun Nun tetap berjuang untuk menyeruh umatnya agar kejalan Allah, tp usahanya nihil, msh sj dia berteman 2 org sahabat tanukha dan rubil......

• Hari demi hari, keadaannyapun tak berubah, masih berteman dgn ke 2 sahabatnya, tanukha dan rubil yg setia menemani.....Hingga pada suatu malam ia berfikir, dan ia berfikir lebih baik umat ini diganti dgn umat yg baru, dan lbh baik aq mengutuk umat yg keras hati ini......

• Keesokan harinya Dzun Nun berkata prihalnya kepada dua sahabatnya, bahwa ia akan mengutuk umat ini, dan membiarkannya ditelan oleh bencana, agar Tuhan menggantinya dgn umat yg baru.....Mendengar hal itu, si tanukha si ahli ibadah sangat mendukung atas keputusan dzun nun, akan tetapi Si Rubil sang ahli fikir berfikir sebaliknya dan berkata:"Jangan kau kutuk mereka, karena jelas Allah akan mengabulkan doamu. Lupakah engkau kalau Allah tdk suka memusnahkan hamba-Nya?"

• Dzun Nun berkata:"Sepuluh tahun buknlah hal yg sebentar aku menghadapinya, hati mereka sdh tertutup, biarkanlah kutukku atas mereka seperti air melahap api.",Lalu dzun Nun pun berdoa kepada Allah agar segera menurunkan bencana kpd umatnya.....Dzun nun mengajak kedua sahabatnya utk sgr meninggalkan daerah itu, krn akan segera turun hujan dan bencana yg akan menghancurkan perkampungannya......Maka tanukha segera berkemas, tapi Rubil menolak untuk turut, dan berkata:"Jangan kawatirkan aku, sesungguhnya hidup dan matiku hanya kepada Tuhan yg kamu sembah wahai Dzun Nun".

• Maka Dzun Nun dan tanukha sgr bergegas......Tanda2 gejolak alampun mulai nampak, kaum dzun Nun pun kebingungan dan begitu ketakutan, berlari kesan kemari dan berhamburan..... dan bersegera mencari Dzun Nun, akan tetapi tak didapatkan......

• Yg diketemukan Si Rubil, maka ditanyalah:"Wahai rubil, kemanakah Dzun Nun?, sungguh kami kini benar2 telah percaya kepadanya."

• Rubil berkata:"Dzun Nun telah berlalu pergi meninggalkan kalian, Segeralah kalian memohon kepada Tuhan Dzun Nun jika kalian telah sadar diri, bersegerahlah meminta ampunan dan perlindungan kepada-Nya, meratap dan merendah dirilah dihadapan-Nya, siapa tahu Dia berbelas kasih kepada kalian."

• Dan ditanyalah pd rubil,:"Bagaimanakah caranya kita berlindung kepada-Nya?."
Rubil: "Pisahkanlah semua bayi yg masih menyusui dari ibu mereka dan berkumpulah kalian semua dipadang pasir. Menangislah setulus2nya. Mintalah ampunan pada sesembahan Dzun Nun Tuhan sekalian alam."

• Maka segeralah dituruti nasihat Rubil....Pemandangan mengenaskan dan memiluhkan pun tlh jelas nampak dipadang pasir, seolah padang rintihan dan jeritan jiwa yg benar2 memohon.....Dan ternyata tangisan itu benar2 menahan turunnya bencana atas kutuk Dzun Nun. Tuhan yg Kuasa membelokkan ke arah pegunungan.

• Sesaat setelah berlalunya waktu azab yg dijanjikan, dzun nun kembali kepada kampungnya untuk melihat keadaannya. Dgn keheranan dan ketercengangan, dzun nun serasa tdk percaya, seluruh kaumnya tetap hidup tenang seperti biasa.

• Maka ditemuilah Rubil, lalu rubilpun menceritakan prihal kejadian itu semua. Sontak Dzun Nun sangat marah mendengar hal itu, dan ia memutuskan pergi untuk selamanya dari kampung itu.

• "Dan Dzun Nun ketika dia pergi dalam keadaan marah dan menyangka bahwa Kami tidak akan mengatasinya."(QS.Al Anbiya' 87)

• Yunus begitu menyimpan kemarahan dan kegeraman, baik kepada umatnya maupun kepada Rubil sahabatnya, ia memutuskan ikut berlayar bersama sebuah kapal yg berlabuh disebuah pelabuhan. Namun didalam perjalanan di samudra, cuaca tiba2 gelap, angin bertiup kencang, ombak meninggi, dan Ikan paus besar menguntit kapal itu.

• Nahkoda kapal mengisyaratkan agar beban kapal dikurangi, dia ingin kapal lebih ringan membelah ombak. Dzun nun pun turut cemas, maka dilakukanlah undian, bagi siapa yg namanya keluar akan dibuang kelaut.....Maka undianpun dilakukan, nama Dzun Nun keluar, dan ketika dikopyok hingga tiga kali, tetap sj nama DzunNun yg keluar. Maka Nahkodapun menetapkan Dzun Nun untuk dibuang kelaut.

• Dzun Nun pun terjun kelaut, seketika itu ia berada ditengah laut yg bergelombang, iapun tak tahu tiba2 ia sudah ditelan oleh ikan paus. didalam tiga kegelapan, kegelapan didalam perut ikan, kegelapan didasar lautan, dan kegelapan malam.Dzun Nun merasa dirinya telah mati, meski seluruh tanda kehidupan msh berlaku atas dirinya. Dalam keadaan payah ia bermunajat: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau,Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk org2 yg dzalim".

• Maka dijawablah doa Dzun Nun:"Lalu kamu memperkenankan doanya dan menyelamatkan dia daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan org2 beriman."(QS.Al Anbiya' 87-88)

• Seketika didasar laut, ikan paus itu mengalami keanehan, semua sisik tubuhnya rontok, tubuhnya serasa pansa, dan kulitnya menipis, ikan paus itupun bersegera naik kepermukaan, lalu memuntahkan Dzun Nun ke sebuah pulau terpencil.

• Di pulau itu Allah menumbuhkan pohon labu sebagai tempat berlindung Dzun Nun, dibawah pohon itulah ia bertasbih hingga dirinya kembali pulih pada sedia kala.....Akan tetapi Allah menurunkan ulat2 untuk memakan buah2 dan pohon labu itu, hingga pohon itu dlm keadaan mati.

• Dzun Nun bersedih, hatinya resah, kenapa justru cobaan datang kepadanya bertubi2......Lalu terdengar suara datang kepadanya: "Apa yg membuatmu bersedih?", dzun Nun menjawab: "Tatkala aku merasa nyaman dibawah pohon itu, Engkau kirim ulat2 untuk merusaknya dan mengeringkan batangnya."
Lalu didengarlah suara itu berkata:"Hai dzun Nun, kau bersedih karena mengeringnya satu pohon yg tdk kau tanam sendiri, tdk kau sirami, tdk pula kau perhatikan, saat kau memerlukan naungannya. Tapi kau tidak bersedih terhadap seratus ribu org tk mampu yg kau ingin agar azab Allah menimpa mereka. Kini mereka telah bertaubat, maka segeralah kamu kembali pd mereka."

• Dzun Nun pun menangis bersimbah airmata, dia menyadari kesalahannya dan bergegas kembali ke umatnya. Setelah tiba dikampungnya, seluruh kaumnya pun mengerumuninya dan menyatakan keimanannya dihadapannya.,..Tanukha dan Rubil yg bersetia menanti kdatanganya bersegera memeluknya......

• "Sesungguhnya Yunus benar2 salah seorang Rosul. Ketika dia lari kekapal yg penuh muatan, kemudian dia ikut berundi lalu ia termasuk org yg kalah dlm undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dlm keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk org2 yg banyak mengingat Allah, niscaya dia akan tetap tinggal didalam perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia kedaerah tandus, sedang ia dlm keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu org atau lebih. Lalu mereka beriman.Karena itu Kami anugrahkan kenikmatan hidup kpd mereka hingga waktu tertentu."(QS.Ash Shoffat 139-148)

• Bahwa segala kutukan itu bukanlah ketentuan penghujung nasib, masih ada harapan dan doa bagi kehidupan selanjutnya, dan bahwa setiap fitrah manusia itu adalah sisi hak untuk marah dan kembali menyadari kesalahan, siapapun itu, bahwa perlunya seorang sahabat untuk membawa sebuah nama sebagai kisah......Subahanallah.....

• Kemana mawar tumbuh pasti ia tebarkan wanginya,  dan kemana bangkai berada pasti ia tercium bau busuknya. Maka sesungguhnya manusia itu memilih atas keputusannya kemana ia hadir.

• Dzun Nun demikian Al Qur'anul kariim telah memuat nama itu dalam suatu kisah yang penuh makna dan i'tibar. Hikayat Dzun Nun (Yunus) adalah sumber renungan bagi mereka yang menisbatkan diri sebagai pelanjut imperatif abadi misi profetik. Inspirasi yang mengabarkan ketegangan titik nadir kemanusiaan seorang Rasul dan kuasa tanpa batas pemilik semesta.......

• Ia tak melakukan dosa atau kesalahan yang merusak diri dan masyarakatnya. Ia hanya lelah, ia hanya marah. Perkara yang sangat manusiawi dan layak memperoleh pemakluman yang alamiah. Bukan aneh jika marah karena seluruh laku juang berujung acuh. Siapa yang tidak kesal ketika semua upaya tak menyentuh sedikitpun tanda-tanda bahagia. Ia hanya lelah, ia hanya marah. Sikap manusiawi yang lumrah..

• Namun baginya marah itu menjadi salah, lelah itu bukan satu hal yang lumrah. Pemegang kuasa semesta tak bisa menerima itu. Pemilik sembilan puluh sembilan nama itu tak memberi toleransi batas yang secara dzahir sangat manusiawi karena Dzun Nun adalah Rasul. Ya, karena ia adalah Rasul. Maka baginya tak ada pemakluman untuk marah karena ummat yang diserunya membatu dalam acuh. Tak boleh baginya lelah karena ikhtiarnya membentur kegelapan nirharapan...

• Maka ketika dia menapakkan langkah-langkahnya menjauh dari situasi tanpa harap itu, Allah menyiapkan untuknya tempat yang jauh lebih gelap, perut nun. "Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu mereka menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang-orang yang zalim.'" (QS. Al Anbiyaa': 87). "Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela." (QS. Ash Shaaffaat: 142)....

• Dzun Nun.....kata org jawa menyebutnya "DUNUNG" yaitu pemahaman atas kesadaran penuh.....subhanallah.....

• Sesungguhnya org jawa memakai kata DUNUNG itu dikarenakan benar2 menghayati arti setiap keadaan,dgn menghayati cerita2 kuno para nabi,...Karena Cerita dr Dzun Nun ini sangat benar2 bermakna atas pengkoreksian diri,.....Cermin dari sgl pemaknaan hidup dan pribadi.